Tunggu Sebentar...

Melawan Hawa Nafsu Lebih Sulit Dibanding Bertempur

Agar Website Kelas Islam Rutin Update Artikel Terkait Dunia Islami atau hal lainnya, Mohon Bantu Donasinya Akhy wa Ukhti, Caranya pun Mudah. Akhy wa Ukhti hanya cukup Meng-Klik Iklan Dibawah ini ataupun Iklan yang Berada Dimana Saja. Salam Ukhuwah dan Saling Peduli Sesama yaa Akhy wa Ukhti :)
Agar Website Kelas Islam Rutin Update Artikel Terkait Dunia Islami atau hal lainnya, Mohon Bantu Donasinya Akhy wa Ukhti, Caranya pun Mudah. Akhy wa Ukhti hanya cukup Meng-Klik Iklan Dibawah ini ataupun Iklan yang Berada Dimana Saja. Salam Ukhuwah dan Saling Peduli Sesama yaa Akhy wa Ukhti :)

Baca Juga

Agar Website Kelas Islam Rutin Update Artikel Terkait Dunia Islami atau hal lainnya, Mohon Bantu Donasinya Akhy wa Ukhti, Caranya pun Mudah. Akhy wa Ukhti hanya cukup Meng-Klik Iklan Dibawah ini ataupun Iklan yang Berada Dimana Saja. Salam Ukhuwah dan Saling Peduli Sesama yaa Akhy wa Ukhti :)
KelasIslam, Kandungan Surah Al-Ankabut ayat 69: Melawan Hawa Nafsu Lebih Sulit Dibanding Bertempur - Dalam Tafsir Kandungan Surah Al-Ankabut ayat 69, diterangkan bahwa kata dari "kami" yang dimaksud yakni dalam ayat tersebut adalah mereka yang mana hendak berhijrah di jalan Allah SWT. serta berjihad dalam rangka melawan musuh-musuh yang hendak dihadapi mereka tersebut.

Mereka dalam hal itu tentunya semestinya mengarahkan seluruh kemampuan dalam semata-mata mengharapkan Ridho dari Allah SWT. Semata. Ayat ini pun menerangkan bahwasanya kriteria sosok orang yang semestinya mendapatkan suatu kebenaran tentunya orang yang didalamnya mestinya memiliki rasa ikhtiar atau rasa yang bersungguh-sungguh dalam hal menjalankan perintah dari Allah SWT. (berbuat ihsan), maka Allah SWT. akan membantu dalam hal tersebut dan juga akan mempermudahkan nya dalam memperoleh suatu hidayah dalam jalan yang HAQ.

Menurut Yunahar Ilyas dalam Kuliah Akhlak: 2012, 111, beliau menerangkan bahwasanya mengendalikan suatu hawa nafsu bukanlah suatu perkara yang cukup mudah, melainkan kita memerkukan sebuah perjuangan yang tidak mengenal dengan yang namanya kata 'lelah'. Karena memerangi suatu hawa dan nafsu dari sejatinya atau diri sendiri itu hal yang lebih sulit dari pada perang melawan segerombolan bahkan perorangan musuh di medan pertempuran tersebut. Maka dari itu, terlihat apalagi jikalau orang yang terlihat belum mampu mengendalikan atas hawa nafsu yang dimilikinya, maka dinobatkan ia pun biasanya tidak akan mampu dalam melawan musuh dari medan pertempuran tersebut.

Bahkan Rasulullah SAW. pun selalu memberikan contoh kepada umatnya, bahwasanya dianjurkan untuk selalu berupaya mengontrol dirinya masing2 dalam keadaan apapun itu, salah satunya yakni mengontol diri dalam situasi amarah yang tiba-tiba muncul.

Marah adalah bara yang mana dilemparkan setan menuju dalam hati anak Adam. Biasanya, orang yang marah atau tidak dapat mengendalikan emosinya, maka ia sangat begitu jelas terpandang melihat dari segi wajahnya yakni timbul berwarna merah, urat di sarafnya pun menegang, dan juga terkadang ungkapan nya biasanya yang dilontarkan semau nya sendiri atau tidak masuk akal.

Semestinya, jika timbul suatu perasaan amarah dalam diri antum, maka cara lain diantaranya yakni mengendalikan diri, menahan suatu ucapan dan perbuatan yang tidak senonoh. Tahanlah diri supaya agar jangan sampai diri kita itu terhasut akan sampai melontarkan perkataan atau berbuat hal-hal yang membuat Allah SWT. tidak Ridho kepada kita. Jika antum belum atau masih amarah, maka Rasulullah SAW. dalam hal ini pun menganjurkan untuk segeralah mengambil air wudhu dan berwudhu, lebih baik lagi kita sholat dalam hal agar mendapatkan ketentraman hati dan niat menghilangkan amarah, lebih baik lagi setelah solat bacalah tasbih, tahmid, tahlil dan juga bersholawat.

Setan yang biasanya yang kerap menggoda umat manusia dalam rangka mempertaruhkan hawa nafsunya sehingga ia lupa pada Allah SWT. dan pada dirinya sendiri. Setan juga banyak cara untuk melakukan serta menggoda manusia dalam melakukan suatu maksiat, diantaranya yakni berupaya mencampuradukan suatu perkara yang HAQ dan batil.

Dalam Tafsir Ruh Al-Bayan, Syeikh Ismail Haqqi menceritakan, bahwasanya ramai antara para sufi yang melakukan latihan-latihan spiritual yang mana termasuk mengendalikan diri (mujahadah) yang mengalami banyak kegagalan. Kegagalan itu lantaran mereka telah terjerat dalam suatu perangkap setan yang beraneka ragam jenisnya. Sedangkan jika kita kita menginginkan melakukan kontrol diri (mujahadah), maka terdapat beberapa manfaat serta hikmah daripada dengan membiasakan diri dengan bermujahadah tersebut.

Seperti sebagaimana menurut Syeikh Abdul Qodir Isa dalam Hakekat Tasawauf: 2011, 75-77 terkait beberapa banyaknya manfaat dan hikmah mujahadah, diantaranya sebagai berikut:

  1. Terjaga aibnya, lantaran ia mampu mengendalikan atau mengontrol dirinya dari sifat yang suka mencari-cari aib atau kesalahan orang lain
  2. Terhindarnya dari perilaku israf (berlebih-lebihan) lantaran mampu mengendalikannya hawa nafsunya dari hal yang berlebihan.
  3. Terhindar dari segala jenis penyakit, terutama yakni penyakit hati (batin) diantaranya seperti: sombong, ria, serta marah, dll. Dan sebaliknya pula jiwa kita pun akan tumbuhnya rasa sifat yang mana terpuji seperti ikhlas, tawadhu, sabar, tawakal, iskhitiar, sopan dan santun, dll.
  4. Akan memperoleh kemudahan yang mana dalam kemudahan mendapat hidayah serta ridhonya Allah SWT. terhadap kita. Sehingga dalam hal ini kita dijauhkan dari sifat yang tercela diantaranya seperti: dengki, marah, sombong, pendendam, dll.
  5. Kebahagiaan Lahir dan Batin akan diperoleh dengan tertanamnya hal ini
  6. Hati serta jiwanya akan semakin lebih tawadhu (rendah hati) dan bersih dengan selalu diiringi dengan hati yang tenang tidak gundah

Jika Ingin Mengemukakan Pendapat, Berkomentarlah Dengan Baik dan Sopan. Salam Ukhuwah Akhy wa Ukhti :)
EmoticonEmoticon